Ada seorang mahasiswa yang terpaksa memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Setelah dua tahun kuliah, ia menyadari bahwa ilmu yang sedang didalami itu bukan bidangnya. Ia tidak bisa mengikuti matakuliah yang diberikan.
Ia mengatakan bahwa ia lebih baik berhenti kuliah. Ia tidak tega membiarkan orangtuanya mengeluarkan uang untuk biaya kuliahnya. Terlalu berat bagi mereka. Lagi pula ia belum tentu menyelesaikan kuliahnya dengan baik.
Lantas ia meminta ijin kepada orangtuanya untuk berhenti kuliah. Kepada mereka ia menjelaskan semua persoalan yang dihadapinya. Mereka bisa mengerti. Lalu ia meminta kesediaan orangtuanya untuk memberi dia dana untuk buka usaha perbaikan hand phone dan jualan alat-alat elektronik. Orangtuanya terkejut mendengar permintaan anaknya. Mengapa? Karena selama ini anak itu menjalani kuliah ekonomi.
Anak itu meyakinkan mereka bahwa ia akan lebih berhasil dengan usaha barunya. Mereka pun memberi dana untuk buka usaha baru itu. Apa yang terjadi kemudian? Mahasiswa putus kuliah itu berhasil dalam usahanya! Melalui kerja kerasnya memperbaiki hp yang rusak dan jualan alat-alat elektronik, ia dapat menghidupi dirinya dan orangtuanya.
Tentang hal ini, ia berkata kepada orangtuanya, “Kalau saya tidak banting setir, tentu ayah dan ibu akan buang uang tanpa hasil yang jelas. Sekarang saya berada di jalur yang benar.”
Sahabat, dalam hidup ini orang mesti berani untuk banting setir. Orang mesti berani beralih dari kehidupan yang tidak menentu menjadi hidup yang terarah kepada kehidupan yang lebih baik.
Orang mesti berani bertaruh. Ini menunjukkan bahwa orang punya iman. Orang yang memikirkan dengan matang apa yang akan diperbuatnya. Orang yang juga menyertakan Tuhan dalam perjalanan hidupnya.
Tentu saja hal seperti ini tidak mudah. Orang dituntut untuk menemukan peluang-peluang baru dalam hidupnya. Orang mesti berani menangkap peluang-peluang itu bagi hidupnya.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa peluang yang dipergunakan dengan baik akan membawa manusia kepada kebahagiaan. Orang mempertaruhkan sesuatu yang sangat tinggi nilainya bagi hidupnya. Orang mesti berani mempertanggungjawabkan apa yang telah dipilihnya itu.
Banting setir tidak hanya berarti orang memulai sesuatu yang baru bagi hidupnya. Namun yang lebih penting adalah orang sungguh-sungguh memperhitungkan apa yang telah dipilihnya itu dengan cermat. Perhitungan yang salah akan menjadikan orang frustrasi dalam hidupnya. Orang akan mengalami hidup ini kurang begitu bernilai.
Sebagai orang beriman, mari kita berusaha untuk memperhitungkan lebih cermat atas apa yang akan kita perbuat. Dengan demikian, kita akan menemukan suatu hidup yang lebih baik. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar