Suatu hari seorang ibu mendapat berita bahwa adiknya yang sudah lama tidak dijumpai akan datang ke rumahnya. Ia sangat bersukacita mendengar berita itu. Betapa tidak!? Sudah dua puluh tahun mereka tidak saling bertemu. Ia sudah sangat rindu untuk berjumpa dengan adiknya itu.
Karena itu, hari itu ia menyiapkan yang terbaik untuk menyambut kedatangan adiknya itu. Ia menyiapkan kamar tidur yang terbaik di rumahnya untuk adiknya. Ia menyiapkan makanan yang paling enak untuk adiknya. Ia ingin perjumpaan itu menjadi sesuatu yang spesial. Ia tidak ingin adiknya itu kecewa terhadap penyambutannya.
Ketika tiba saatnya, sang adik yang tampak tua menjumpai ibu itu. Ia masih ingat betul wajah sang kakak yang pernah memarahinya, sehingga ia mesti meninggalkan rumah. Sambil tersenyum, ia menyapa kakaknya. Ia merasakan ada getaran yang indah di dalam hatinya. Kakaknya ternyata orang yang baik. Tidak seperti yang dulu ia pikirkan. Hari itu ia mendapatkan sambutan istimewa.
Sambil memeluk adiknya, sang kakak berkata, ”Maafkan saya, dik. Akibat kemarahan saya dulu itu, kamu meninggalkan rumah. Tidak ada kabar yang kau beri untuk kami di sini.”
Sang adik berkata, ”Seandainya kakak tidak memarahi saya, belum tentu saya bisa menjadi orang seperti ini. Di perantauan saya berjuang untuk hidup. Saya berjuang untuk meraih sukses. Dan saya dapatkan itu. Karena itu, saya bersyukur kakak pernah memarahi saya.”
Sahabat, suatu peristiwa yang negatif ternyata tidak selamanya berakibat negatif bagi hidup manusia. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena orang berani belajar dari peristiwa-peristiwa negatif yang mereka alami itu. Kalau saja orang tetap terpuruk dalam hal-hal yang negatif itu, tentu saja orang tidak akan mengalami kesuksesan dalam hidupnya.
Karena itu, orang mesti memandang bahwa peristiwa yang negatif dalam hidupnya itu menjadi alat pemacu untuk kemajuan dirinya. Orang tidak boleh terpuruk dalam hal-hal yang negatif itu. Orang mesti berusaha menemukan sisi baik yang tersirat dalam peristiwa negatif itu. Mampukah kita? Tentu saja kita mampu, kalau kita berani mengesampingkan peristiwa negatif itu. Kalau kita berani menimba hal-hal yang baik dari peristiwa kurang baik itu, tentu kita akan menemukan hal-hal yang berguna bagi hidup ini.
Untuk itu, kita perlu mengerdilkan gengsi yang sering bercokol dalam diri kita. Seringkali gengsi menjadi penghambat kemajuan dalam diri kita. Sering gengsi menghalangi kita untuk melangkahkan kaki kita meraih kesuksesan dalam hidup ini.
Karena itu, sebagai orang beriman, kita mesti berani menimba hal-hal baik yang ada di balik peristiwa-peristiwa negatif yang kita alami. Dengan demikian, hidup ini menjadi sumber kegembiraan bagi kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar